Batik kian mudah dicari, mulai dari kios-kios pedagang kaki lima, toko-toko di trade center, bazaar, butik, hingga pusat perbelanjaan nan mewah. Harganya pun bervariasi, dari yang Rp 20.000-an hingga yang jutaan rupiah. Harga Batik ini kadang-kadang ditentukan oleh jenis batik tersebut.
Batik sesuai dengan pengerjaannya dibagi menjadi tiga jenis: batik tulis, batik cap, dan batik print. Sepintas, ketiganya hampir mirip. Akibatnya, sebagai orang awam kita cenderung salah menilai Batik yang kita beli.
Berikut adalah cara membedakan jenis batik yang diberikan oleh Nasir, salah seorang pembatik di Museum Tekstil Jakarta, usai peresmian Clean Batik Initiative yang dihelat oleh Kementrian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan EKONID-Jerman, Selasa (2/3/2010).
* Batik tulis
Ciri-ciri: Corak atau motif Batik tidak terlalu rapi, karena batik dikerjakan dengan tangan (manual). Corak dan warna batik tulis antara kain bagian depan dan belakang terlihat jelas, meskipun antara corak yang satu dan yang lain terkadang tidak sama. Batik jenis ini juga memiliki wangi yang khas karena proses pembatikan menggunakan lilin khusus.
Bahannya dari kain katun, kain mori, atau kain sutra.
Harga batik tulis relatif mahal karena pengerjaan selembar kain Batik bisa memakan waktu lebih dari 1 bulan.
* Batik cap
Ciri-ciri: Corak besar-besar dan teratur (sama). Warnanya cenderung terang dan cerah (bukan warna-warna alam).
Warna bagian depan kain terlihat jelas, sedangkan bagian belakang kain terlihat buram.
Kain yang digunakan cenderung kaku meskipun terkadang batik cap juga menggunakan kain sutra dan kain katun mori.
* Batik print
Ciri-ciri: Umumnya mencontoh desain Batik yang sudah ada, dari batik tradisional hingga batik modern.
Warna batik printing kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu sisi saja yaitu bagian depan kain.
Menggunakan berbagai macam kain namun jarang menggunakan kain sutra atau kain mori. Harganya cenderung murah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar